Wilujeng Sumping, alias SELAMAT DATANG... di blog simkuring... moga-moga aya manfaat nu tiasa katampi... hapunten nu kasuhun... bilih aya raheut manah...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

10 November 2011

Menghafal QS Al-Maidah ayat 6

Ada yang meminta saran, bagaimana agar mudah menghafal QS al-Maidah ayat 6? Ayat ini adalah ayat yang menjelaskan tentang tata cara wudhu dan tayammum.

Untuk memudahkan cara menghafalnya, bisa dilakukan beberapa cara, di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Menghafal dengan melafalkan bacaan sepotong-sepotong sesuai dengan kemampuan mengingat terjemahnya. Misalnya, awal ayat sampai kalimat as-Shalat. Dari Fagh-silu sampai kalimat al-Marafiq, dan seterusnya.
  2. Sering mendengarkan bacaan melalui HP dalam aktivitas kehidupan. Jika Anda belum memiliki file mp3-nya di HP Anda, silahkan download LINK ini.
  3. Dan jangan lupa, lakukanlah muraja'ah, "pengulangan" ketika kita berada di perjalanan, baik di atas motor, mobil atau yang lainnya.



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ وَإِن كُنتُمْ جُنُباً فَاطَّهَّرُواْ وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مَّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاء فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيداً طَيِّباً فَامْسَحُواْ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـكِن يُرِيدُ لِيُطَهَّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Bagi Anda yang ingin mendengarkan ayat tersebut langsung melalui internet, silahkan buka LINK ini.

01 November 2011

Sepuluh Hari Awal Dzulhijjah

Sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang istimewa dalam pandangan Allah Ta'ala. Pernyataan ini berdasar kepada beberapa riwayat hadis. Di antaranya adalah HR al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas, ia menyatakan bahwa Rasulullah Saw telah bersabda, "Tidak ada amal shalih yang lebih utama daripada amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini".

Setelah sabdanya itu, di antara sahabat ada yang bertanya, "Tidak pula jihad fi sabilillah?". Jawab Rasulullah Saw, "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang keluar (dari rumahnya) dengan menyerahkan jiwa dan hartanya. Dan tidak ada yang kembali daripadanya".

Selain HR al-Bukhari di atas, Imam ad-Darimi dalam Kitab Sunan-nya meriwayatkan dengan nada yang hampir serupa. Dalam riwayat yang dinyatakan shahih oleh Imam al-Albani dan Husain Asad itu dinyatakan pula bahwa Sa'id bin Jubair bila telah masuk hari-hari yang sepuluh itu, ia lebih bersungguh-sungguh (dalam amal shalihnya) hingga hampir saja ia tidak mampu melakukannya.

Namun di sisi lain, ada di antara umat yang mengisi hari-hari itu dengan melaksanakan shaum secara berturut-turut. Menurut beberapa riwayat bisa disimpulkan bahwa menetapkan diri untuk melaksanakan shaum selama sembilan hari dan meyakini bahwa shaumnya itu termasuk sunnah, maka penetapan dan keyakinan itu merupakan sesuatu yang tidak shahih. Hal ini berdasar pada dua riwayat hadis yang bersumber dari Aisyah dan Abu Qatadah al-Anshari.

Hadis dari Aisyah menyatakan bahwa beliau belum pernah melihat Rasulullah Saw melaksanakan shaum pada hari-hari itu. Adapun riwayat yang bersumber dari Abu Qatadah menyatakan bahwa di antara hari-hari itu pelaksanaan shaum sunnat hanya ada di hari yang kesembilan, yang lebih dikenal dengan sebutan shaum Arafah. (HR Muslim)

Langganan Artikel

Dengan mengisi data di sini, sobat akan menerima artikel-artikel baru dari kangyosep.blogspot.com

Masukkan alamat email sobat di sini:

Dipersembahkan oleh: LANGGANAN KAMI