Wilujeng Sumping, alias SELAMAT DATANG... di blog simkuring... moga-moga aya manfaat nu tiasa katampi... hapunten nu kasuhun... bilih aya raheut manah...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

17 May 2010

KEMBALI; SOAL MAULID NABI SAW

Maulid Nabi atau memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw merupakan suatu dilema yang -mungkin- sudah tabu untuk dipermasalahkan. Hal ini disebabkan masalahnya seringkali dianggap sepele. Bahkan ada yang menganggapnya bukan ukuran hukum yang mesti dijelaskan dan diluruskan. Padahal (pembahsan) itu merupakan suatu bentuk pensucian sunnah Nabi yang sudah banyak disinkretiskan dengan proses "tasyabbuh" (penyerupaan terhadap Yahudi dan Nashrani.


Karena itu, penulis merasa perlu mengkaji ulang dan menyuguhkan kembali permasalahan ini. Sebab masih ada anggapan bahwa acara maulid Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu penghormatan terhadap diri Nabi Saw. Terlebih lagi ada sangkaan bahwa tidak sedikit orang muslim ---meminjam istilah DR. M. Quraish Shihab--- yang "kurang beradab" terhadap pribadi Rasulullah Saw. Di samping itu masih banyak orang yang melaksanakan peringatan tersebut.

Dengan demikian pembahasan ini lebih ditujukan sebagai "tahdzir" atau mengembangkan sikap super hati-hati dan waspada, dan sebagai "indzar" atau suatu peringatan bagi orang yang sudah mengabaikan ketetapan hukum tentang permasalahan yang menyangkut dasar-dasar syariat Islam.

Pada hakikatnya, peringatan Maulid Nabi Saw itu tidak diperbolehkan. Demikian juga dengan peringatan-peringatan lainnya yang tidak berdasarkan keterangan yang jelas dan tegas dari Allah dan Rasul-Nya. Karena hal itu termasuk perbid'ahan yang diada-adakan dalam syariat.

Dalam kehidupannya, Rasulullah Saw tidak pernah melakukan perayaan seperti itu. Begitu pula khulafa ar-rasyidin, para sahabat lainnya, tabiin, tabi at-tabiin pada masa kejayaan dan kecemerlangan Islam belum pernah melaksanakannya. Padahal mereka merupakan orang-orang yang lebih mengetahui sunnah Nabi dan lebih sempurna kecintaannya terhadap beliau dibanding dengan orang-orang sesudahnya.
Firman Allah Ta'ala:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah". (QS al-Hasyr [59]: 7)
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". (QS an-Nur [24]: 63)
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu". (QS al-Maidah [5]: 3)
Dan banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang semakna dengan itu.

Menurut keterangan tersebut, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw seolah-olah merupakan pemahaman bahwa Allah SWT tidak menyempurnakan agama Islam bagi umat ini, atau ajaran Islam ini belum cukup dengan syariat-syariat yang sudah ada. Dan Rasulullah Saw dianggap tidak menyampaikan yang selayaknya dilaksanakan oleh umat manusia. Sehingga datanglah kaum Mutaakhirin (yang terkemudian) untuk mengada-adakan syariat yang sudah jelas tidak diberi izin oleh Allah SWT. Mereka merasa yakin bahwa acara itu merupakan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tidak syak lagi, ini adalah bahaya besar dan termasuk penolakan secara terang-terangan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Padahal Allah SWT telah menyempurnakan agama-Nya bagi umat manusia dan juga telah menyempurnakan nikmat-Nya. Suatu nikmat yang meliputi keimanan, hidayah, dan taufik dari Allah SWT. Rasulullah Saw pun telah menyampaikan tablignya dengan jelas dan sempurna. Bahkan beliau tidak meninggalkan satu jalan pun yang menjadi washilah untuk masuk surga dan menjauhkan diri dari pedihnya api neraka. Itu semua telah dijelaskan oleh Nabi Saw sebagai pengemban risalah-Nya kepada umat manusia.

(Pernah dimuat di: Majalah RISALAH, No. 4 Th. XXXVI Juni 1998

13 May 2010

PANDUAN BISNIS ONLINE


Bisnis via internet merupakan bisnis yang dilakukan di rumah.




Langganan Artikel

Dengan mengisi data di sini, sobat akan menerima artikel-artikel baru dari kangyosep.blogspot.com

Masukkan alamat email sobat di sini:

Dipersembahkan oleh: LANGGANAN KAMI